Oleh Nismaryam
Pertemuan ke-9 SPI Jakarta berlangsung secara daring, 31 Maret 2021. Tema Jahiliyyah diangkat sebagai pelengkap materi dasar SPI semester pertama yang dibawakan oleh Ahmad Rofiqi, Lc., M.Pd.I
Masyarakat Jahiliyyah adalah kondisi masyarakat sebelum datangnya penyempurnaan risalah Islam oleh Nabi Muhammad SAW di bumi Allah. Kondisi Jahiliyyah bukan hanya istilah untuk kondisi masyarakat Arab, namun ihwal dunia saat itu, juga di belahan bumi lain.
Lulusan Libya ini memaparkan sumber Jahiliyyah muncul pada diri dan masyarakat, yaitu asbab ketiadaan ilmu dan ketiaadan kelembutan. Ketiadaan Ilmu yang dimaksud adalah mengenai belum sampainya makna ilmu kepada seseorang dan pengingkaran ilmu dengan tak mengamalkan pengetahuan yang dimiliki. Kelembutan, adalah kekuatan. Dengan ketiadaan kelembutan, berarti nihilnya kontrol seseorang atas tindakannya tersebut. Maka ia kemudian jatuh pada kejahiliyahan.
Namun, terma Jahiliyyah ini tak boleh salah diposisikan, karena akan memperbesar salah penafsiran, terlalu kiri liberal, terlalu kanan ekstrim. Oleh karena hal tersebut, pemahaman Jahiliyyah perlu dikembalikan lagi pada sumber utama, yaitu Al Qur’an. Syeikh Yusuf Al Qardhawi, Cendekiawan muslim kontemporer memaparkan tentang 4 jenis jahiliyyah dalam Qur’an, yakni aqidah, hukum, akhlak dan sosial. Maka kerangka Jahiliyyah, perlu dikembalikan pada tempatnya, sesuai pada target dan tak bermudah-mudahan dalam memasukkan frasa Jahiliyyah pada kejadian sehari-hari, karena kekeliruan yang dipahami masyarakat, Jahiliyyah adalah sama dengan kekafiran. Tuntas Pembina Sadaqa ini, menggenapkan materi.